THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Wednesday, December 1, 2010

INDAHNYA BERJALAN DI JALAN DAKWAH

jalandakwah

Saat ini keadaan kehidupan masyarakat muslim tidak begitu kondusif bagi ke-Islam-an mereka, corak kehidupan yang sekular sudah merambah hampir ke seluruh sendi kehidupan, baik sektor ekonomi, kebudayaan, pergaulan masyarakat, sehingga tataran sistem politik dan pemerintahan. Jika di ibaratkan, kaum muslim ketika ini seperti kawanan ikan yang sedang menjalani hidup di tempat yang bukan pada habitatnya.

Habitat umat Islam adalah berada ditempat yang diatur dengan wahyu Ilahi (kehidupan Islam), bukan aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Allah SWT telah berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ

”Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3).

Dalam ayat yang mulia di atas, Allah SWT mengkhabarkan bahawa agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW kepada seluruh manusia adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh perkara yang sesuai diterapkan di setiap zaman, setiap tempat dan setiap umat. Islam adalah agama yang sarat dengan ilmu, kemudahan, keadilan dan kebaikan. Islam adalah pedoman hidup yang jelas, sempurna dan lurus untuk seluruh bidang kehidupan.

Islam adalah agama dan negara (daulah), di dalamnya terdapat manhaj yang haq dalam bidang hukum, pengadilan, politik, kemasyarakatan dan perekonomian serta segala perkara yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupan dunia mereka, dan dengan Islam nantinya mereka akan bahagia di kehidupan akhirat. (Dinul Haq, Abdurrahman bin Hammad Alu Muhammad).

Didalam kitab An-Nidhamu Al-Islam, Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani juga menjelaskan, sekurang-kurangnya ada tiga konsep yang diatur oleh Islam:

Pertama: Mengatur segenap perbuatan manusia dalam hubunganya dengan Khaliq-nya, hal ini tercermin dalam aqidah dan ibadah ritual dan spiritual. Contoh: Tauhid, sholat, zakat, puasa dan lain-lain. Kedua: Mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Yang diwujudkan berupa akhlak, pakaian, dan makanan. Ketiga: Mengatur manusia dengan lingkungan sosial. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mu’amalah dan uqubat. (sistem ekonomi Islam, sistem pemerintahan Islam, sistem politik Islam, sistem pidana Islam, strategi pendidikan, strategi pertanian, dan sebagainya).

Namun saat ini Islam tidak diterapkan secara menyeluruh (kaffah), Islam tidak lagi menjadi ”way of life’ yang sempurna, masyarakat dipaksa untuk hidup didalam sebuah sistem sampah jahiliyyah. Dengan keadaan seperti ini, banyak diantara kaum muslim yang tergerus oleh keadaan, diantara mereka ada yang keadaan keislamannya cuma sebatas pada kad pengenalan sahaja, ada juga yang berslogan “ibadah yes maksiat yes”, alias ibadahnya jalan, maksiat juga tetap melenggang.

Ditengah hiruk pikuk kesenangan dunia yang sungguh menggoda ini, masih ada beberapa pihak yang tidak terpengaruh untuk berbuat sehingga melanggar batas, mereka masih aktif beribadah, ditambah dengan sedekah, infak, juga haji mahupun umrah, bagi mereka yang mampu. Namun disisi lain, mereka tidak mahu ambil pusing dengan keadaan yang ada, kalaupun mahu, maka hal itu cuma ala kadar, bagi mereka urusan dakwah ini tidak terlalu penting.

Padahal kalau kita telusuri sirah nabi, disana ditemukan bahawa dahulu Rasulullah Saw dan para sahabat menjadikan aktiviti dakwah yang mulia ini sebagai poros dalam kehidupan mereka. Ada banyak sekali kisah dahsyat para sahabat yang tentunya dapat kita petik sebagai pelajaran.

Salah satu adalah Ibnu Mas’ud r.a, seorang sahabat yang pertama kali membacakan Al-Qur’an secara terbuka di tempat berkumpulnya kaum Quraisy di dekat ka’bah. Apa yang terjadi?, dia dipukul oleh orang-orang Quraisy sehingga nyawa-nyawa ikan, hebatnya Ibnu Mas’ud setelah kejadian itu tidak menjadi dia kecut perut, bahkan dia mengatakan ”mulai sekarang tidak ada lagi yang kutakutkan dari orang quraisy, berikanlah lagi ayat-ayat Al-Qur’an, pasti akan kubacakan dihadapan mereka”. Luar biasa!

Kisah menajubkan lain ialah, sahabat Rasul yang bernama Sa’ad bin abi waqas, keimananya teruji dengan ancaman dari Ibundanya yang akan melakukan mogok makan jika Sa’ad tidak mahu kembali pada agama nenek moyangnya. Kepada ibunya, sa’ad berkata: ”Wahai ibu, ketahuilah, demi Allah, kalau sekiranya bonda punya seratus nyawa dan keluar satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini”. Subhanallah.

0 comments: